Adapun kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari dalam bentuk kegiatan full scale exercise, namun rangkaian kegiatan ini sudah di laksanakan selama 120 Hari atau 3 Bulan yaitu dari sisi perencanaannya, pelaksanaannya, bahkan sebelum persiapan ini tim sudah melakukan rapat Komite, bahkan iya juga menjelaskan bahwa telah dilaksanakan gladi posko dan juga gladi bersih, dan tadi ditutup dengan kegiatan full Scale Exercise.
“Adapun harapannya seperti yang saya sampaikan di pembukaan bahwasanya kegiatan AEE dan ACE ini selain menguji fasilitas, prosedur, komunikasi, menguji koordinasi, informasi serta kolaborasi dengan para stakeholder terkait, sehingga semuanya siap dalam menghadapi keadaan darurat apabila tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” jelasnya kembali.
Agung kembali menjelaskan bahwa kegiatan Ini merupakan mandatory yang langsung disampaikan dan perintahkan oleh kementerian perhubungan.
“Adapun skenario yang dibuat oleh panitia yaitu mengenai penyandaran, dari hasil penyandaran itu akan dilakukan intersep yang kemudian langsung diamankan oleh tim dari TNI AU, dalam kejadian ini tim dari Lanud mendapatkan perlawanan dari penyandra dan iemudian ada triger dari penyergapan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran di sekitar wilayah Bandara atau di sekitar gedung kita, sehingga kita mensimulasikan dua kejadian, yaitu kondisi keamanan dan yang kedua kondisi terkait dengan keselamatan.
Diakhir wawancaranya agung kembali menjelaskan bahwa ini merupakan bentuk simulasi apabila ada penyandaran maka kita harus siap dalam kondisi apapun, karena bahaya tidak mengenal waktu, adapun alat Praga pesawat yang kita gunakan merupakan bentuk replika saja dengan nama Gonggong Air line. (Red)