Menganyam Masa Depan Warisan Leluhur: Tudung Manto Lingga Melangkah Ke Panggung Kualitas Global

Sebuah langkah monumental dalam upaya melestarikan sekaligus memajukan warisan budaya tak benda Kabupaten Lingga, Tudung Manto, baru-baru ini bergulir. DisperindagKop UMKM Menggelar Pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto

Advetorial, Lingga34 Dilihat

Infolingga.com – Sebuah langkah monumental dalam upaya melestarikan sekaligus memajukan warisan budaya tak benda Kabupaten Lingga, Tudung Manto, baru-baru ini bergulir.

Bertempat di Gedung Daerah Daik Lingga pada hari Senin, 8 Desember 2025, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Lingga sukses menggelar Pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto.

banner 336x170
Kegiatan pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto oleh DisperindagKom UMKM. F. Redaksi
Kegiatan pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto oleh DisperindagKom UMKM. F. Redaksi

Kegiatan ini secara tegas menempatkan kualitas produk dan inovasi pengrajin sebagai pilar utama dalam memperkuat ekonomi kreatif daerah.

Pembinaan strategis ini secara langsung dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci penggerak kebudayaan dan ekonomi lokal. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga, Ibu Hj. Feby Sarianty Novrizal, memimpin langsung semangat para peserta.

Sementara itu, tonggak acara dibuka oleh sambutan inspiratif dari Ketua TP PKK Kabupaten Lingga, Ibu Maratusholiha Nizar.

Mempertahankan Jati Diri Melalui Peningkatan Keterampilan

Dalam pidato pembukaannya, Maratusholiha Nizar tidak hanya menyampaikan formalitas, tetapi juga menanamkan urgensi yang mendalam tentang pentingnya pembinaan ini.

Ia dengan gamblang menegaskan bahwa pembinaan kepada para pengrajin Tudung Manto bukan sekadar agenda rutin, melainkan investasi krusial untuk menjamin kesinambungan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Di tengah derasnya arus modernisasi, upaya melestarikan kerajinan tangan tradisional menuntut strategi yang adaptif dan proaktif.

“Melalui kegiatan ini, kita secara kolektif menuntut para pengrajin untuk meningkatkan keterampilan mereka ke level yang lebih tinggi,” ujar Maratusholiha Nizar dengan penuh semangat.

 

Peningkatan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto oleh Disperindagkop UMKM. F. Redaksi

Ia menekankan bahwa pengrajin harus mampu memahami standar mutu produksi yang semakin kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Namun, peningkatan mutu ini harus berjalan beriringan dengan komitmen untuk tidak meninggalkan nilai-nilai tradisi yang menjadi ciri khas esensial dari Tudung Manto.

Tudung Manto, sebuah penutup kepala khas Melayu yang sarat makna filosofis dan estetika, merepresentasikan identitas masyarakat Lingga. Memperkuat kualitasnya berarti memperkuat fondasi identitas daerah itu sendiri.

Pembinaan ini secara khusus menyasar peningkatan kualitas mulai dari pemilihan bahan baku, teknik menganyam, pewarnaan, hingga pada proses finishing produk. Pengrajin diajak untuk tidak hanya menghasilkan, tetapi menciptakan karya yang memiliki daya tarik visual dan kualitas daya tahan yang superior.

Baca Juga :   Kejari Lingga Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Jembatan Marok Kecil

Lebih dari itu, Maratusholiha Nizar juga menyoroti aspek ekonomi. Ia mendorong para pengrajin agar mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.

Inovasi desain tanpa menghilangkan pakem tradisional menjadi kunci. Produk Tudung Manto harus bertransformasi dari sekadar benda budaya menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi yang mampu menopang kesejahteraan keluarga pengrajin.

Strategi Kualitas dan Inovasi: Visi Dekranasda Lingga

Sesi diskusi kemudian menjadi forum penting di mana strategi konkret untuk memajukan Tudung Manto dirumuskan. Ketua Dekranasda Kabupaten Lingga, Ibu Hj. Feby Sarianty Novrizal, mengambil alih panggung dan menyampaikan penegasan yang menjadi inti dari visi Dekranasda.

Kegiatan Peningkatan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto. F. Redaksi

Ia secara gamblang menyatakan bahwa pembinaan ini merupakan langkah strategis yang terencana untuk tiga tujuan utama: menjaga kualitas, melestarikan nilai seni, dan memperkuat identitas budaya daerah.

“Kita harus memandang Tudung Manto lebih dari sekadar karya kerajinan tangan,” tegas Feby Sarianty Novrizal.

“Tudung Manto adalah simbol warisan leluhur yang harus kita jaga dan lestarikan dengan sepenuh hati,” ia menambahkan.

Ia menyiratkan bahwa setiap helai anyaman pada Tudung Manto membawa narasi sejarah dan kearifan lokal yang tidak boleh terputus.

Komitmen Dekranasda di bawah kepemimpinannya adalah menciptakan ekosistem yang memberdayakan pengrajin. Ia berharap, melalui pembinaan yang intensif, para pengrajin tidak hanya menjadi lebih terampil dalam teknik dasar, tetapi juga menjadi inovator yang berani bereksperimen dengan motif, warna, dan aplikasi produk.

“Kita menginginkan para pengrajin semakin terampil, inovatif, dan yang terpenting, mampu menghasilkan produk bernilai jual tinggi serta berdaya saing,” tambahnya.

Daya saing ini tidak hanya berbicara soal harga, tetapi juga tentang keunikan, kualitas pengerjaan, dan konsistensi mutu yang membuat Tudung Manto mampu bersanding dengan produk kerajinan unggulan dari daerah lain.

Baca Juga :   Resah Karena Maling Ayam di Desa Tanjung Harapan, Warga Taruh Harapan Besar ke Polisi Tangkap Pencuri

Diskusi mendalam melibatkan analisis pasar, pemetaan tren warna dan desain, serta identifikasi tantangan terbesar yang dihadapi pengrajin, seperti kesulitan dalam mengakses bahan baku berkualitas tinggi dan tantangan pemasaran di era digital.

Dekranasda dan Disperindagkop UKM berkomitmen untuk menjembatani kesulitan-kesulitan ini, termasuk memfasilitasi akses permodalan dan pelatihan pemasaran digital.

Sinergi Pentahelix untuk Penguatan Ekosistem

Kehadiran sejumlah pejabat dan pakar pada kegiatan ini menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, lembaga pendukung, dan para pelaku seni.

Kepala Disperindagkop UKM Kabupaten Lingga, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Dekranasda, Febrizal Taupik, turut hadir beserta jajaran bidang terkait. Kehadiran beliau menegaskan bahwa pembinaan ini merupakan prioritas yang terintegrasi antara kebijakan budaya dan kebijakan ekonomi kerakyatan.

Febrizal Taupik, memainkan peran penting dalam menerjemahkan visi Dekranasda ke dalam program kerja teknis Disperindagkop UKM.

Bidang Koperasi dan UKM, yang dipimpin oleh Susi Yenty, juga hadir untuk memastikan bahwa aspek legalitas usaha, pembentukan koperasi, dan akses terhadap pembiayaan bagi para pengrajin dapat terwujud secara optimal.

Susi Yenty menekankan pentingnya legalisasi usaha mikro para pengrajin agar mereka dapat mengakses program bantuan pemerintah dan pasar yang lebih luas.

Namun, bintang utama dalam sesi teknis pembinaan adalah Djamisah, sang instruktur pengrajin yang dihormati. Sebagai praktisi senior, Djamisah A.R. membawa kekayaan pengalaman dan kearifan tradisional.

Ia secara langsung memberikan pelatihan teknis, mulai dari teknik anyaman yang lebih halus dan rapi, hingga kiat-kiat untuk mencapai konsistensi warna yang tahan lama dan alami.

Para pengrajin Tudung Manto, sebagai ujung tombak pelestarian warisan ini, juga memenuhi ruangan. Mereka tidak hanya berperan sebagai peserta, tetapi juga sebagai pemilik pengetahuan tradisional yang berhak menyampaikan tantangan dan kebutuhan mereka di lapangan. Dialog yang terjadi sangat interaktif, memungkinkan transfer ilmu dua arah dari pakar ke pengrajin, dan umpan balik yang konstruktif dari pengrajin kepada pembuat kebijakan.

Baca Juga :   DisperindagKop UMKM Lingga Meraih Penghargaan Dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia

Fokus Pembinaan: Dari Mutu Bahan ke Kemasan Premium

Pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto ini memuat beberapa modul pelatihan kunci. Pertama dan terpenting adalah modul Standarisasi Bahan Baku. Pengrajin diberikan pemahaman mendalam tentang kualitas serat, proses penyiapan bahan, dan identifikasi serat yang paling ideal untuk menghasilkan Tudung Manto premium. Kualitas bahan baku menjadi penentu utama daya tahan dan estetika produk akhir.

Modul kedua berfokus pada Teknik Anyaman Tingkat Lanjut dan Konsistensi. Instruksi diberikan untuk meminimalkan cacat produksi, menciptakan kerapian anyaman yang seragam, dan memastikan ukuran serta bentuk Tudung Manto memenuhi standar yang ketat. Konsistensi mutu menjadi prasyarat untuk masuk ke pasar modern dan ritel kelas atas.

Kegiatan Peningkatan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto. F. Redaksi

Modul ketiga menyentuh aspek Inovasi Desain dan Adaptasi Pasar. Pengrajin diajak berdiskusi tentang bagaimana mengadaptasi motif-motif tradisional ke dalam produk-produk yang lebih kontemporer, seperti tas, dompet, atau hiasan interior, tanpa menghilangkan ciri khas Tudung Manto. Inovasi ini penting untuk memperluas segmen pasar dan meningkatkan volume penjualan.

Terakhir, modul Branding dan Kemasan Premium diajarkan. Tudung Manto yang berkualitas tinggi harus didukung oleh narasi branding yang kuat dan kemasan yang profesional. Kemasan yang baik tidak hanya melindungi produk tetapi juga meningkatkan persepsi nilai di mata konsumen. Pengrajin diajari cara mengemas produk mereka agar tampil elegan dan siap bersaing di etalase toko suvenir premium.

Dengan komitmen yang diperlihatkan oleh Dekranasda, TP PKK, Disperindagkop UKM, dan semangat para pengrajin, Tudung Manto Lingga kini tidak hanya berupaya bertahan, tetapi tengah bersiap untuk melompat tinggi ke pasar yang lebih luas. Kegiatan pembinaan ini telah menaburkan benih harapan baru, sebuah masa depan di mana Tudung Manto tidak hanya menjadi kebanggaan Lingga, tetapi juga dikenal dan dihargai sebagai karya seni kerajinan tangan kelas dunia.


banner 500x204

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *