Menurutnya, pernikahan di usia dini tidak hanya berisiko pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga pada aspek sosial dan pendidikan. Ia meminta kepala desa dan lurah untuk terus mengedukasi warganya mengenai hal ini.
“Kita juga harus mendorong masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong. Lingkungan yang bersih akan meminimalkan risiko berbagai penyakit menular. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan gotong royong dan sinergi yang baik, kita bisa mengatasi berbagai tantangan kesehatan di wilayah ini” tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Singkep Barat turut memberikan arahan tentang pentingnya keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai salah satu elemen yang mendukung kesejahteraan kesehatan.
Ia juga menekankan bahwa pihak kepolisian siap mendukung kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Kepala UPT. Puskesmas Raya, dalam laporannya, menyampaikan pencapaian dan tantangan yang dihadapi dalam program kesehatan di wilayah Singkep Barat.
Salah satu fokus utama yang diangkat adalah upaya menurunkan angka stunting melalui intervensi gizi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat.
Lokakarya ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya:
1. Peningkatan koordinasi lintas sektor untuk penanganan stunting.
2. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi rutin terkait bahaya pernikahan dini.
3. Optimalisasi penggunaan dana desa untuk program kesehatan.
4. Penguatan peran tokoh masyarakat dan agama dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat.